Senin, 20 Maret 2017

Anton von Werner - Der Berliner Kongreß 1878


Judul: Der Berliner Kongreß 1878 (Kongres Berlin 1878)
Pelukis: Anton von Werner (1843-1915)
Medium: Cat minyak
Ukuran: 360 × 615 cm
Dibuat: 1881
Milik: Lebendiges Museum, Hesse (Jerman)

Kongres Berlin diselenggarakan dari tanggal 13 Juni s/d 13 Juli 1878 sebagai sebuah ajang pertemuan internasional yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah atas krisis yang terjadi di wilayah Balkan akibat pecahnya Perang Rusia-Turki di tahun 1877-78. Kanselir Jerman Otto von Bismarck mampu  membujuk kedua negara yang berseteru (sekaligus negara-negara lainnya) untuk duduk bersama dalam sebuah perundingan dengan dia sendiri yang berperan sebagai "ehrlicher Makler" (penengah yang adil) dalam permasalahan tersebut, sehingga dengannya mencatatkan kemenangan diplomatis yang signifikan sekaligus meningkatkan prestise Jerman di kancah dunia internasional. Pada awalnya, Senat Berlin merencanakan untuk menggelar sebuah festival besar untuk merayakan hasil dari Kongres Berlin, tapi ketika kemudian rencananya gagal, dana yang tersedia kemudian dialokasikan untuk membayar pelukis terkemuka Anton von Werner agar mengabadikan kongres tersebut. Pada tanggal 22 Maret 1881 - yang bertepatan dengan ulangtahun Kaiser Wilhelm I yang ke-84 - sang pelukis mempersembahkan hasil karyanya ke hadapan para tokoh berpengaruh kota Berlin. Lukisan Werner sendiri menampilkan para partisipan utama di hari terakhir pertemuan (13 Juli 1878) di dalam gedung Reichskanzlei, termasuk Perdana Menteri Inggris Benjamin Disraeli (1804-1881) yang terlihat berdiri sambil bertelekan tongkat di sebelah kiri. Fokus utama dari lukisan ini sendiri terletak di tengah dan, terutama sekali, pada jabat tangan antara Bismarck dan Count Pyotr Shuvalov (1827-1889) dari Rusia. Berdiri memperhatikan di sebelah kiri Bismarck adalah Count Gyula Andrássy (1823-1890) yang merupakan perwakilan dari Austro-Hungaria. Pada kenyataannya, keakraban yang diperlihatkan antara Shuvalov dengan Bismarck membangkitkan kemarahan dari pimpinan delegasi Rusia, Pangeran Alexander Gorchakov (1798-1883) yang duduk di sebelah kiri, yang kemudian memastikan bahwa karir Shuvalov berakhir tak lama setelahnya. Berdiri paling kiri di belakang Gorchakov adalah Count Alajos Károlyi (1825-1889), diplomat dari Austro-Hungaria. Diantara para negarawan yang berdiri di sebelah kanan adalah Lord Salisbury, Sekretaris Kementerian Luar Negeri Inggris (kelima dari kanan), dan Lord Odo Russell, Duta Besar Inggris di Berlin (ketiga dari kanan). Werner sengaja menempatkan adegan jabat tangan tersebut di tengah-tengah lukisan agar yang melihatnya terfokus pada adegan keakraban yang teroskestrasi tersebut, yang seakan terpisah dari kelompok para diplomat yang "berserakan" di sebelah kiri dan kanan. Para pengkritiknya mengatakan bahwa Werner hanya menampilkan "sekumpulan patung lilin" saja. Sang pelukis sendiri dengan sengaja membuat setting di ruangan depan, dimana prosesi jabat tangan tersebut terjadi, dengan lebih bercahaya dibandingkan dengan tempat perundingan utama di latar belakang.
Untuk lengkapnya, tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam lukisan ini, dari kiri ke kanan:
1. Alajos Károlyi (Austro-Hungaria)
2. Alexander Gorchakov (Rusia)
3. Fürst zu Hohenlohe-Schillingsfürst (Jerman)
4. Baron Heinrich Karl von Haymerle (Austro-Hungaria)
5. Graf de Moun (Jerman)
6. Benjamin Disraeli (Inggris)
7. Count de Launay (Italia)
8. Joseph Maria von Radowitz (Jerman)
9. Count Corti (Italia)
10. Paul d'Oubril (Rusia)
11. William Waddington (Prancis)
12. Félix Hippolyte Desprez (Prancis)
13. Comte de Saint-Vallier (Prancis)
14. Gyula Andrássy (Austro-Hungaria)
15. Lothar Bucher (Jerman)
16. Otto von Bismarck (Jerman)
17. Friedrich von Holstein (Jerman)
18. Dr. Moritz Busch (Jerman)
19. Herbert von Bismarck (Jerman)
20. Pyotr Shuvalov (Rusia)
21. Sadullah Bey (Turki Usmani)
22. Lord Salisbury (Inggris)
23. Bernhard Ernst von Bülow (Jerman)
24. Lord Odo Russell (Inggris)
25. Karatheodori Pasha (Turki Usmani)
26. Mehmed Ali Pasha (Turki Usmani)





Source:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Congress_of_Berlin,_13_July_1878,_by_Anton_von_Werner.jpg

https://en.wikipedia.org/wiki/File:Berliner_kongress.jpg
http://germanhistorydocs.ghi-dc.org/sub_image.cfm?image_id=1419
http://militarypaintings.blogspot.co.id/2017/03/the-berlin-congress.html

Jumat, 10 Maret 2017

Anton von Werner - Im Etappenquartier vor Paris


Judul: Im Etappenquartier vor Paris (Di Tempat Bermarkas Prajurit di Luar Paris)
Pelukis: Anton von Werner (1843-1915)
Medium: Cat minyak
Ukuran: 120 x 158 cm
Dibuat: 24 Oktober 1870 - 1894
Milik: Nationalgalerie, Staatliche Museen zu Berlin (Jerman)

Lukisan karya pelukis Jerman Anton von Werner ini diselesaikan pada tahun 1894 dan langsung dibeli oleh Nationalgalerie di Berlin (ini merupakan hasil karya pertama Werner yang didapatkan oleh musium terkemuka Jerman tersebut). Meskipun begitu, sketsa yang menjadi basis dari lukisan ini telah dibuat 24 tahun sebelumnya: pada tanggal 24 Oktober 1870, saat sang seniman mengiringi Kepala Staff Jenderal Prusia, Helmuth von Moltke (1800-1891), dalam petualangannya di negara Prancis yang telah diduduki. Hasil akhir lukisan ini menggambarkan pasukan Prusia yang menjadikan Château de Brunoy di luar Paris sebagai markas mereka saat sedang berkecamuknya Perang Prusia-Prancis di tahun 1870-1871. Lebih jelasnya, Werner mendokumentasikan setiap detail dari adegan lukisan tersebut beserta dengan latarnya - begitu rinci, bahkan sampai ke sol sepatu prajurit di kanan yang menunjukkan sisa-sisa dari hasil reparasi asal-asalan! Tujuan sebenarnya dari sang pelukis sendiri adalah untuk menekankan situasi kontras yang terjadi antara prajurit-prajurit kotor yang kelelahan sehabis bertempur (bersama sepatu mereka yang belepotan oleh lumpur), dengan interior mewah dari kastil yang diminta untuk dijadikan tempat mereka menginap untuk sementara. Keadaan kontras ini juga terlihat dari warna yang digunakan oleh Werner: prajurit-prajurit tersebut, yang memakai seragam biru dengan garis merah, diberi warna utama yang serba gelap. Sementara itu, lingkungan sekitar mereka dibuat dengan warna-warna pastel cerah yang merupakan perpaduan anggun antara putih dan kuning keemasan. Dalam lukisan ini - dan juga lukisan-lukisan lain di periode yang sama yang dibuatnya - Werner seakan ingin mengedepankan keunggulan kebudayaan Jerman atas Prancis. Sebagai contoh, prajurit-prajurit tersebut digambarkan sebagai sekumpulan manusia bertatakrama, yang tidak menghancurkan kediaman dari wilayah musuh mereka yang telah dikuasai serta menjadikan furniturnya sebagai umpan api unggun sebagai manifestasi dari pembalasan dendam dalam konflik antar kedua negara (tidak seperti yang biasa terjadi di masa-masa sebelumnya). Sebaliknya, mereka telah berbaik hati kepada sang tuan rumah dengan menyempatkan diri untuk mencari bahan kayu bakar di luar kastil (terlihat di luar jendela di latar belakang). Selain itu, meskipun prajurit-prajurit Jerman digambarkan kucel dan kotor, mereka tidak lantas terlihat menjadi kasar. Sebaliknya, mereka telah cukup mempunyai "Deutsche Bildung" (Karakter Jerman) - yang merupakan hasil dari pendidikan serta pendewasaan kebudayaan secara mandiri - sehingga masih sempat-sempatnya untuk menghibur tuan rumah dengan menghadirkan "konser mini" melalui perpaduan piano dengan nyanyian tunggal (berdasarkan kesaksian dari sang pelukis sendiri, pada saat itu mereka sedang membawakan lagu hasil komposisi Franz Schubert yang terinspirasi dari puisi Heinrich Heine: "Das Meer erglänzte weit hinaus” - Pancaran Sinar Samudera yang Terpendar Sampai Jauh - yang, lanjut Werner, merupakan komposisi yang populer di kalangan korps musik militer Prusia pada masa itu). "Pelajaran sejarah" semacam ini tidak akan luput dari perhatian pemirsa Jerman di tahun 1894. Meskipun begitu, adalah salah kalau menuduh Werner sebagai chauvinis atau iliberal. Tak ada untungnya bagi dia apabila "musuh" digambarkan sebagai orang-orang yang menjijikkan atau lebih rendah tingkatannya dari pihak Jerman. Kenyataannya, wanita Prancis pemilik kastil serta anak perempuannya digambarkan ikut menikmati konser dadakan tersebut, terlihat menikmatinya, dan tak menunjukkan kesusahan hidup akibat perang seperti halnya yang terjadi pada sebagian besar penduduk Paris pada saat itu. Bukti lain dari "kebaikhatian" para penakluk Jerman adalah kehadiran vas bunga serta jam mahal - yang memberi pesan bahwa prajurit-prajurit ini tidak merampasnya dari pihak tuan rumah.


Sumber :
http://militarypaintings.blogspot.co.id/2016/10/in-troops-quarter-outside-paris.html

Senin, 06 Maret 2017

Arturo Ricci - The Suitor


Judul: The Suitor (Pelamar)
Pelukis: Arturo Ricci (1854–1919)
Medium: Cat minyak
Ukuran: 83,8 x 63,5 cm
Dibuat: Tidak diketahui
Milik: Sotheby's (New York City/Amerika Serikat)

Disini digambarkan saat seorang pemuda bangsawan melamar gadis pujaan hatinya di depan ayah si gadis. Sang gadis yang terlihat berseri-seri - kontras dengen ekspresi ayahnya yang serius - merupakan personifikasi dari "kriteria" kecantikan di masa itu, yang lebih menyukai wanita berisi (alias montok) daripada langsing! Mereka bertiga mengenakan wig khas, yang dinamakan sebagai periwig, yang merupakan hiasan populer di Eropa di abad ke-17 dan 18. Sang pelukis sendiri - yang berasal dari Firenze, Italia - mempunyai spesialisasi dalam penggambaran elegan kaum borjuis Eropa di abad ke-18 - suatu tema yang banyak diminati oleh para nouveau-riche (orang kaya baru) di abad ke-19. Abad ke-18 sendiri dianggap sebagai masa keemasan dari kehidupan elegan para kaum bangsawan, baik cara hidupnya maupun pakaian yang mereka kenakan. Ricci mendapatkan popularitas di masa hidupnya sebagai seorang pelukis figur-figur manusia, terutama wanita, yang dibalut oleh kostum abad ke-18. Latar belakang lukisannya (biasanya berada di dalam ruangan) selalu kaya akan ornamen serta dekorasi yang menggambarkan masa itu. Sebagai contoh adalah lukisan ini, dimana detail yang njelimet seakan tersaji begitu mudahnya di tangan Arturo Ricci, baik ornamen pakaian, karpet maupun dinding. Bahkan lukisan di latar belakang pun dibuat dengan ketelitian yang sama sehingga seolah-olah menjadi "lukisan dalam lukisan"!


Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Arturo_Ricci
https://www.instagram.com/painters.paintings/
http://www.the-athenaeum.org/
http://www.wikigallery.org/wiki/painting_384839/Arturo-Ricci/The-Suitor

Arturo Ricci - Afternoon Tea


Judul: Afternoon Tea (Teh Petang)
Pelukis: Arturo Ricci (1854–1919)
Medium: Cat minyak
Ukuran: 77 x 104 cm
Dibuat: 1900
Milik: Palais Dorotheum (Wina/Austria)

Disini diperlihatkan banyak ornamen interior khas abad ke-18 yang merupakan ciri khas dari karya-karya Ricci, dan utamanya adalah sutera, tirai, lukisan, patung, serta porselen. Dua pasang manusia yang ditampilkan dalam lukisan ini seakan melambangkan kemewahan dari kehidupan bangsawan di masa itu, seperti misalnya wanita yang sedang duduk sambil memegang kipas, sementara di sebelahnya seorang perwira muda berusaha untuk merayunya. Di belakang mereka seorang gadis pelayan sedang menawarkan biskuit kepada lelaki 'gentleman' lain yang mengenakan kain satin mahal, yang umumnya hanya dikenakan oleh kaum bangsawan dan keluarga kerajaan. Sebagai pelengkap, teh telah disediakan di atas meja guéridon. Semua yang ada disini mewakili Eropa abad ke-18, hanya saja jenis pedang yang dikenakan oleh si perwira sendiri berasal dari awal abad ke-19 - dan merupakan satu-satunya 'cacat' dari lukisan ini


Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Arturo_Ricci
https://www.instagram.com/painters.paintings/
http://www.the-athenaeum.org/

Arturo Ricci - Sala Artistica


Judul: Sala Artistica (Aula Seni)
Pelukis: Arturo Ricci (1854–1919)
Medium: Cat minyak
Ukuran: 106 x 79 cm
Dibuat: 1884
Milik: Sotheby's (New York City/Amerika Serikat)

'Sala Artistica', yang dibuat dalam periode "sutera dan satin", memberi ruang pada Ricci untuk memperlihatkan keahliannya yang mengagumkan dalam hal penggambaran zaman Rococo yang telah berlalu 100 tahun sebelumnya, terutama pakaian dan ornamen di masa itu. Lukisan ini menggambarkan seorang seniman lukis yang menggunakan waktu luangnya untuk bermain catur melawan seorang gadis bangsawan yang cantik, dengan ditemani oleh ayah si gadis yang memperhatikan dengan seksama dari samping. Tampaknya si seniman sebelumnya telah mendapatkan order untuk melukis si gadis bangsawan tersebut, yang terlihat dari lukisan yang masih belum selesai di sebelah kiri serta sketsa wajah yang berserakan di bawah kaki si gadis. Selain titik sentral di tengah lukisan, kita juga bisa melihat beberapa detail lain yang tak kalah menarik seperti lipatan karpet di bawah kaki si seniman, bulu-bulu berwarna eksotis yang tersimpan di vas bunga di sebelah kanan (lengkap dengan cermin mewahnya), buku-buku, kipas, tempat menyimpan kuas, serta ruang ganti pakaian di latar belakang


Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Arturo_Ricci
https://www.instagram.com/painters.paintings/
http://www.sothebys.com/en/auctions/ecatalogue/2016/european-art-n09566/lot.25.html
http://www.the-athenaeum.org/

Norman Rockwell - Tattoo Artist


Judul: Tattoo Artist (Seniman Tato)
Pelukis: Norman Rockwell (1894-1978)
Medium: Cat minyak
Ukuran: 109,5 x 84,1 cm
Dibuat: 1944
Milik: Brooklyn Museum (New York City/Amerika Serikat)

Lukisan hasil karya Norman Rockwell ini pertama kali dipublikasikan sebagai ilustrasi sampul dari suratkabar 'The Saturday Evening Post' terbitan 4 Maret 1944. Biasanya hasil karya Rockwell dianggap sebagai refleksi dari kehidupan sehari-hari rakyat Amerika, meskipun dalam beberapa lukisannya dia mendemonstrasikan kompleksitas yang lebih besar. 'Tattoo Artist', sebagai salah satu contohnya, secara halus mulai menyentuh estetika kontemporer - utamanya ketertarikan pada pola dekoratif modern dengan menempatkan figur utama di depan latar belakang berbentuk wallpaper yang dipenuhi oleh desain tato. Rockwell sendiri mendapatkan lokasi serta properti untuk lukisan ini di sebuah tattoo shop di Bowery, New York City. Menariknya lagi, dua figur manusia di dalamnya seakan "melayang" di luar latar belakang dan bukannya menyatu dalam ruang tiga dimensi yang realistik - sebuah perbedaan dibandingkan kebanyakan karya-karya dia lainnya. Sebagai model lukisannya, Rockwell menggunakan tetangga dan juga teman baiknya, Mead Schaeffer, yang berpose sebagai seniman tato. Schaeffer keukeuh menginginkan agar badannya dibuat lebih besar dari aslinya, tapi kemudian Rockwell menggambarkan secara apa adanya. Sebagai pelaut yang sedang ditato, dipilih Clarence Decker. Dari deretan nama di tato si pelaut ketahuan bahwa dia mempunyai banyak kekasih di setiap pelabuhan yang disinggahinya. Tapi Sadie, Rosietta, Ming Fu, Olga, serta Sing Lee kini telah menjadi masa lalu (nama mereka semua dicoret), dan Betty lah yang kini menjadi "cinta abadi"nya yang terbaru! 




Sumber :
https://www.instagram.com/p/BRLBzgCFbGR/
https://www.nrm.org/2009/01/opening-of-landmark-exhibition-exploring-a-new-body-of-rockwell-imagery-nov-7th/